Unsur Krom : Proses Pembentukan, Senyawa, dan Pemakaian

Mitra Baja Safetindo
4 min readJan 18, 2021

--

Unsur Krom atau disebut Kromium (Cr) adalah elemen kimia kelompok 6 (VIb) dari tabel periodik, logam baja ini berkarakter keras warna abu-abu yang memerlukan polesan tinggi dan dipakai dalam campuran logam yang berguna untuk tingkatkan kemampuan dan ketahanan korosi.

Unsur Krom diketemukan (1797) oleh pakar kimia Prancis Nicolas-Louis Vauquelin dan diisolasi selaku logam satu tahun kemudian; logam ini dinamakan senyawa beragam warna. Warna hijau zamrud, serpentin, dan krom mika dan warna merah rubi disebabkan karena jumlah kromium yang sedikit. Unsur krom (diambil dari bahasa Yunani chrōmos yang artinya warna) diartikan sebagai pewarnaan senyawa kromium yang terlihat dan beragam.

Proses pembentukan, Pemakaian, dan Property

Unsur Krom ialah komponen yang relatif melimpah di kerak bumi; logam bebas tak pernah diketemukan di alam. Umumnya bijih terbagi dalam mineral kromit, rumus bagus ialah FeCr2O4. Ini menyebar luas di pengendapan alami, yang umumnya tercemar dengan oksigen, magnesium, aluminium, dan silika; kandung kromiumnya beragam dari 42 sampai 56 %.

Salah satunya manfaat khusus unsur kromium ialah pada paduan baja, yang tidak membutuhkan logam murni. Karena itu, kromit kerap direduksi dengan karbon dalam tungku, hasilkan gabungan ferrokromium, yang memiliki kandungan besi dan kromium dalam rasio atom seputar 1 sampai 2.

Untuk memperoleh unsur krom murni, pertama kromit diproses dengan alkali cair dan oksigen, mengganti semua kromium jadi alkali kromat, dan yang paling akhir dicampurkan di air dan pada akhirnya diendapkan selaku natrium dikromat, Na2Cr2O7. Dikromat selanjutnya direduksi dengan karbon jadi kromium sesquioxide, Cr2O3, dan oksida itu selanjutnya direduksi dengan aluminium untuk hasilkan logam kromium.

Kromium ditambah ke besi dan nikel berbentuk ferrokromium untuk hasilkan gabungan yang secara eksklusif diidentikkan oleh ketahanannya yang tinggi pada korosi dan oksidasi. Dipakai dengan jumlah kecil, kromium mengeras baja. Baja tahan karat ialah gabungan kromium dan besi yang kandung kromiumnya beragam dari 10 sampai 26 %. Gabungan kromium dipakai untuk bikin produk seperti tabung minyak, trim mobil, dan alat makan. Kromit dipakai selaku bahan tahan api dan selaku bahan baku produksi bahan kimia kromium.

Logam ini warna putih, keras, bercahaya, dan ringkih dan benar-benar tahan pada reagen korosif biasa; kekebalan ini menerangkan pemakaian ekstensifnya selaku susunan perlindungan yang dilapis. Pada temperatur tinggi kromium berpadu langsung dengan halogen atau mungkin dengan belerang, silikon, boron, nitrogen, karbon, atau oksigen. (Untuk perawatan tambahan logam kromium dan produksinya, saksikan pemrosesan kromium.)

Unsur Krom alami terbagi dalam kombinasi empat isotop konstan: kromium-52 (83,76 persen), kromium-53 (9,55 persen), kromium-50 (4,31 persen), dan kromium-54 (2,38 %). Logam ini memiliki sifat paramagnetik (ketarik kurang kuat ke magnet). Itu ada pada dua wujud: kubik terpusat badan (alfa) dan paket tertutup heksagonal (beta). Pada temperatur kamar, kromium perlahan-lahan larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer. Oksidator tertentu hasilkan susunan oksida tipis yang tidak reaktif pada logam, membuatnya pasif untuk mencairkan asam mineral, seperti sulfur, nitrat, atau aqua regia dingin. Pada temperatur biasa, logam tidak memperlihatkan reaksi pada air laut atau udara basah atau kering.

Produsen unsur krom terbesar ada di Afrika Selatan, India, Kazakhstan, dan Turki.

Senyawa Khusus

Bilangan oksidasi kromium yang umum ialah +6, +3, dan +2. Beberapa senyawa konstan dari status +5, +4, dan +1, bagaimana juga, sudah dijumpai.

Dalam bilangan oksidasi +6, spesies paling penting yang dibuat oleh kromium ialah ion kromat, CrO42−, dan dikromat, Cr2O72−,. Ion-ion ini membuat landasan rangkaian garam industri yang perlu. Salah satunya ialah natrium kromat, Na2CrO4, dan natrium dikromat, Na2Cr2O7, yang dipakai dalam penyamakan kulit, perawatan permukaan logam, dan selaku katalis dalam bermacam proses industri.

Unsur krom membentuk beberapa senyawa oksigen yang bernilai secara komersil, yang paling penting ialah oksida kromium, biasa disebutkan kromium trioksida atau asam kromat, CrO3, di mana kromium ada dalam bilangan oksidasi +6. Padatan kristal warna oranye-merah, asam kromat mencair secara setahap waktu terserang udara lembab. Umumnya dibuat dengan penyembuhan natrium dikromat dengan asam sulfat. Asam kromat dipakai khususnya untuk lapisanan kromium tapi juga dipakai selaku bahan warna pada keramik. Ini ialah oksidan yang kuat dan bisa bereaksi keras dengan beberapa bahan organik, tapi larutan itu kerap dipakai oleh oksidasi termonitor dalam sintesis organik.

Senyawa oksigen penting yang lain ialah kromium oksida, dikenal juga selaku kromium sesquioxide atau kromat oksida, Cr2O3, di mana kromium ada dalam bilangan oksidasi +3. Ini dibikin dengan mengkalsinasi natrium dikromat adanya karbon atau belerang. Kromium oksida ialah bubuk hijau dan dipakai secara ekstensif selaku pigmen; wujud hidratnya, yang dikenali selaku Guignet’s green, dipakai waktu diperlukan bahan kimia dan tahan panas.

Pemakaian Unsur Krom dalam Baja paduan

Kromium mempunyai dampak yang hampir serupa dengan mangan yakni tingkatkan kekuatan, kekuatan untuk dikeraskan dan tahan pada suhu tinggi. Salah satunya dampak yang paling berarti dengan tambahan krom pada baja ialah tingkatkan ketahanan korosi.

Unsur Krom berperanan dalam pembangunan karbida. Senyawa karbida ini benar-benar keras dan sendirinya kekerasan baja akan bertambah. Ada senyawa karbida ini mengakibatkan besi tahan aus.

Chromium mengakibatkan baja mempunyai susunan butiran yang lebih lembut, dan kromium mengakibatkan turunnya kecepatan pendinginan krisis yang besar sekali. Kandungan kromium dalam besi dimulai dari 1,5% dan dikeraskan dalam oli.

.

--

--